Beranda · Kesehatan · Teknologi · Tips dan Trik · Lain-lain

Dahsyatnya Bahaya Aktivasi Otak Tengah

Fenomena aktivasi otak tengah marak akhir-akhir ini. Program pelatihan ini mengklaim dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, kreativitas, hingga hal-hal luar biasa lainnya seperti beraktivitas dengan mata tertutup (blindfold activities). Dengan iming-iming tersebut, banyak bisnis yang bergerak di bidang tersebut kebanjiran peserta yang kebanyakan anak-anak berusia produktif, mulai dari 5—12 tahun. Hebatnya lagi, pelatihan tersebut tidak membutuhkan waktu lama. Cukup dua hari kursus, dijamin otak tengah sang anak berhasil diaktivasi. Benarkah?

Seorang penulis buku , Richard Claproth, Ph.D, menyatakan bahwa pada dasarnya kejeniusan seorang anak merupakan sebuah bakat alam. Ia mengutip perkataan Oscar Wilde bahwa “Genius is born, not paid”. Ia mengumpamanan kasus Albert Einstein yang memiliki kesulitan berbicara di masa pertumbuhannya dan performa akademik yang buruk. Walau begitu, dalam perjalanan hidupnya, Einstein justru menjadi ilmuwan besar sepanjang masa. Contoh kasus tersebut menjelaskan bahwa kejeniusan tidak bisa didapatkan dalam waktu singkat apalagi melalui pelatihan aktivasi otak tengah.
Aktivasi otak tengah bukanlah kegiatan yang dilakukan tanpa risiko. Hingga saat ini, metode aktivasi otak tengah belum dapat dijamin keamanannya karena kerahasiaan prosesnya. Para orangtua dilarang untuk mendampingi sang anak saat proses pengaktifan terjadi. Selain itu, metode ini belum pernah dibahas di dalam jurnal ilmiah yang diakui secara internasional. Jika ada, yang dibahas adalah aktivitas, bukan aktivasi, yang tentu saja tidak ada sangkut pautnya dengan peningkatan konsetrasi dan lain sebagainya.
 Orangtua di himbau untuk mengetahui dengan detail metode ini sebelum mendaftarkan anak-anaknya ke programaktivasi yang sudah lumayan banyak beredar di Indonesia. Sebuah keputusan yang salah akan mengubah hidup sang anak selamanya.

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Dahsyatnya Bahaya Aktivasi Otak Tengah"

Post a Comment

Jika ingin berkomentar gunakanlah kata - kata yang sopan